JellyPages.com

Minggu, 01 April 2012

PENDEKATAN MANAJEMEN KELAS

A. PENGERTIAN

1. Pendekatan Otoriter
Merupakan pendekatan pengelolaan kelas yang memendang bahwa menejerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku siswa oleh guru secara manusiawi.

2. Pendekatan Intimidasi
Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.

3. Pendekatan Permisif
Merupakan suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

4. Pendekatan Buku masak
Pendekatan Pelaksanaannya dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.

5. Pendekatan Instruksional
Didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

6. Pendekatan Pengubahan perilaku
Merupakan suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Untuk itu, menurut pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan memberikan pujian atau hadiah yang menimbulkan perasaan senang atau puas, begitu pula sebaliknya.

7. Pendekatan Proses kelompok
Merupakan pengelolaan kelas dengan proses kelompok yang memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi - kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif dan harus dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Guru berperan untuk mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok.

8. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional
Merupakan pencapaian secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas yang meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut, oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas agar terciptanya hubungan guru dengan siswa yang positif, sikap mengerti dan sikap ngayomi atau sikap melindungi.

9. Pendekatan Eklektrik
Merupakan pendekatan yang menekankan pada potensialitas, kreatifitas dan inisiatif wali kelas atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapinya.

10. Pendekatan Analitik Pluralistik
Merupakan pengelolaan kelas yang menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi sehingga memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannya untuk pengelolaan kelas adalah suatu set (rumpun) kegiatan guru.

B. KELEMAHAN

1. Otoriter
Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah - masalah pengelolaan kelas tertentu.

2. Intimidasi
Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu. Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik

3. Permisif
Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggungjawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang tidak sama. Pendekatan ini juga kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan, membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.

4. Buku masak
Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.

5. Instruksional
Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah, namun masing – masing peserta didik memiliki permasalahan yang berbeda.

6. Pengubahan perilaku
Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruh oleh kejadian - kejadian yang berlangsung di lingkungan. Penguatan perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasilnya akan memperoleh ganjaran / hadiah (penguatan atau pendorong). Usaha pemberian hadiah atau ganjaran ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentu agar muncul suatu perilaku baru yang semakin mantap, kuat dan disetujui. Perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan.

7. Proses kelompok
Menumbuhkan pada diri pengajar dan pembelajar yang realistik tepat dan jelas, Suatu kelompok dalam kelas terciipta jika terrdapat kepemimpinan yang didistribusikan pada semua anggota kelompok, sehingga setiap anggota merasakan bahwa mereka mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas kelompok dengan baik, Menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, positif di antara anggota kelompok yang menungkinkan dalam pengelolaan kelas dan menghindari tingkah laku yang menyimpang.

8. Iklim Sosio-Emosional
Kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri - ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.

9. Eklektrik
Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).

10. Analitik Pluralistik
Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenis pendekatan apa yang akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

 
C. KELEBIHAN

1. Otoriter
Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah – masalah yang merusak kedisiplinan dan ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman.

2. Intimidasi
Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik.

3. Permisif
Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.

4. Buku masak
Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni kelas. Dengan kata lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering menggunakannya dalam jangka pendek.

5. Instruksional
Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik. Para penganjur pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan itu adalah: 1) mencegah timbulnya masalah manajerial, dan 2) memecahkan masalah manajerial kelas

6. Pengubahan perilaku
Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila segera menghentikan atau menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai sambil melaksanakan sistem penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai. Memperlihatkan persetujuan terhadap perilaku yang disukai dan sebaliknya merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas adalah kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku.

7. Proses kelompok
Menekankan pentingnya ciri - ciri kelompok sehat yang terdapat dalam kelas, didukung adanya saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok di kelas itu. Membantu kelompok bertanggungjawab atas perbuatan kelompok (anggota - anggotanya). Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat melakukan pengawasan yang mantap terhadap anggota - anggotanya.

8. Iklim Sosio-Emosional
Pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuhkan motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang. Kelas yang diliputi oleh hubungan inter-personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Sehingga menjadikan pembelajar merasa tenteram tanpa suatu ancaman atau dikejar - kejar oleh kekuasaan / penekatan tertentu.

9. Eklektrik
Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.

10. Analitik Pluralistik
Guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.